Rabu, Januari 30, 2008

Aremania Batik


AREMANIA BATIK, CINTA ,dan NURDIN HALID

Hingar bingar perhelatan delapan besar Liga Indonesia sontak terkoyak ketika terjadi kerusuhan yang terjadi di Stadion Brawijaya Kediri. ‘Kediri Membara’ begitu headline beberapa surat kabar di tanah air. Dengan dipicu oleh kepemimpinan wasit yang kontroversial yang menganulir tiga gol yang bersarang di gawang Persiwa, Aremania masuk stadion dan terjadilah kerusuhan. Dan ketika aremania pulang pun kerusuhan di luar stadion menjalar setelah diprovokasi oleh oknum persikmania

Melalui sidang Komdis yang super kilat akhirnya diputuskan Aremania tidak bisa mendampingi kesebelasan Arema di seluruh Indonesia selama tiga tahun dan Aremania pun tidak tinggal diam. Suporter penyebar virus kreativitas dan perdamaian ini pun melawan…

Dicekal masuk stadion, Aremania tidak kehilangan kreativitasnya. Kita, pecinta bola diseluruh Indonesia, terkagum-kagum dan kaget-melalui siaran langsung salah satu TV swasta yang menyiarkan langsung-melihat Aremania nekat datang dengan Baju Koko dan Batik bahkan ada yang menggunakan baju penganten.Luar biasa supporter satu ini..

Apa sih yang bisa membuat Aremania bisa berbuat sampai sejauh itu. Padahal kalau dipikir-pikir mendingan melihat Arema bertanding melalui TV di rumah dari pada nonton jauh-jauh ke Sidoarjo yang iklimnya panas menyengat -padahal kebanyakan Aremania menggunakan batik lengan panjang-Kita tidak usah keluar ongkos, nyaman , bisa makan camilan dan nyruput kopi atau teh . Tapi kalau namanya cinta apapun bisa...nah, itu dia CINTA..

Cinta yang membuat Aremania bisa mengamuk di Kediri dan cinta pula yang membuat Aremania kreatif di Sidoarjo. Tergantung dari sisi mana cinta itu muncul. Ketika cinta muncul dengan membabi buta, dengan nafsu terjadilah kediri membara, semua orang sedih semua orang rugi dan ketika cinta datang dengan tulus dan penuh pengorbanan terjadilah kreativitas di Sidoarjo, semua orang tersenyum semua orang senang

PSSI seharusnya belajar banyak dari Aremania Batik ini. Cinta, ketulusan, dan pengorbanan bisa merubah PSSI yang kinerja sudah kita ketahui bersama. Apalah artinya mundur dari ketua PSSI bila dilandasi dengan kecintaan dan ketulusan menyelamatkan persepakbolaan nasional, apalah artinya berkorban mundur dari ketua PSSI bila persepakbolaan nasional tambah lebih baik . Sekarang Pak Nurdin tinggal memilih, ’cinta’ yang membati buta dengan terus duduk menjadi ketua PSSI atau ’cinta’ dengan tulus dan pengorbanan dengan mengundurkan diri menjadi ketua PSSI. Bola sekarang ada di tangan Bapak...Dan Pak Nurdin kan sering pakai Batik...

Tidak ada komentar: