Rabu, Januari 30, 2008

Tukul dan budaya minat baca


Tukul dan Budaya Minat Baca

“Kembali ke lap..top!!” adalah istilah yang begitu populer di tengah masyarakat. Jargon tersebut dipopulerkan dalam acara talk show di Trans 7 oleh seorang Tukul arwana yang nota benenya wong ndeso, katrok dan kupret. Ditengah kerasnya persaingan antar stasiun telivisi ternyata acara yang di pandu oleh wong ndeso dan wajah pas-pasan bisa menarik perhatian pemirsa telivisi di seluruh Indonesia bahkan ratingnya meningkat tajam.mengapa? padahal acara serupa juga banyak bahkan presenternya ternama dan kondang, ternyata kekurangan yang dimiliki seorang Tukul bisa diberdayakan menjadi keunggulan acara ini.Hal yang belum diketahui oleh khalayak banyak adalah bahwa untuk menutupi kekurangannya Tukul selalu menenteng dan membaca buku, setiap ada kesempatan baik di rumah , pada saat shoting Tukul selalu menyempatkan untuk membaca buku, bahkan nasib Tukul bisa berubah setelah bertahun-tahun didera kemiskinan setelah membaca buku psikologi karangan Del carnagie.

Budaya baca memang belum menjadi budaya masyarakat indonesia. Masyarakat kita masih terbiasa dengan budaya tutur sehingga membaca masih jarang ditemui di tempat-tempat umum., padahal membaca adalah langkah awal untuk bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maka tidak heran bila Bangsa kita ditempatkan pada urutan 112 dalam publikasi oleh Human Development Report 2003 dibawah vietnam. (109), Thailand (74), dan Brunei Darussalam (31) artinya bangsa kita masih tertinggal dengan negara tetangga. Ada lelucon yang cukup menggelikan, Kalau di Malasia satu orang membacar 7 surat kabar di Indonesia sebaliknya satu surat kabar dibaca 7 orang, jadi untuk mengejar ketertinggalan iptek dengan bangsa lain, selayaknya budaya baca ini terus ditingkatkan. Budaya baca ini harus dilaksanakan di seluruh pelosok Indonesia.

Menurut Sutarno Ns dalam bukunya Perpustakaan dan Masyarakat Budaya Baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Jadi seseorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca. Untuk mengkondisikan seseorang mempunyai budaya baca harus dibiasakan mulai dari usia dini dan lingkungan yang mendukung. Terus bagaimana dengan mereka yang sejak usia dini belum terbiasa membaca ?
Bangsa kita yang belum mempunyai budaya baca tidak memerlukan macam –macam teori untuk memecahkan masalah kebiasan membaca. Meskipun teorinya bagus tapi kalau tidak pernah di terapkan dan hanya sebagai wacana ya sampai kapanpun tidak akan pernah berubah.Contoh yang nyata sangat diperlukan oleh bangsa kita untuk bisa mengubah budaya baca tersebut.Di sekolah misalnya, pada waktu jam istirahat apa ada para guru menghabiskan waktu luang untuk membaca?Biasanya para guru selalu menggunakan jam tersebut untuk bercengkrama dan ngobrol dengan sesama guru.Tidak ada contoh yang nyata dari para pendidik untuk muridnya. ulet, motivasi tinggi dan membaca buku.

Dalam upaya meningkatkan budaya minat baca perpustakaan nasional telah berupaya agar kampanye kebiasan membaca bisa dijangkau di seluruh wilayah Indonesia melalui iklan layanan masyarakat di telivisi nasional dan swasta.Wajah-wajah seperti Rano Karno, Maudi Koesnaedi, Tantowi Yahya adalah figur yang digunakan perpustakaan Nasional dalam upaya perubahan tersebut. Figur yang dikenal sebagai pribadi yang cerdas, pintar dan terkenal diharapkan bisa mempengaruhi generasi muda untuk mencintai membaca.Tukul bisa menjadi lain, figur yang ndeso, tidak pintar, wajah pas-pasan tapi senang membaca dan berhasil mengubah hidupnya selayaknya di coba Perpustakaan Nasional sebagai Duta Baca Bangsa Indonesia. Fenomena Tukul semoga bisa menjadi virus untuk perubahan budaya baca. Bahwa seorang ndeso yang mempunyai wajah pas-pasan, katrok dan kupret ternyata bisa berubah nasibnya setelah bekeja keras,ulet, motibvasi tinggi dan senang membaca buku. Nanti akan ada jargon lagi Tukul Aja Bisa..!!.
Bagainama Perpustakaan Nasional !

20 Mei 2007

Tidak ada komentar: