Selasa, Februari 19, 2008

Copot Hati


Panas anaku-Hizran Muhammad Faza-belum juga turun padahal sudah Saya berikan obat dari dokter spesialis anak, malam itu 5 bulan yang lalu waktu anakku umur 7 bulan. Di termometer sudah menunjukan angka 40 derajat per air raksa ditambah muntah-muntah dan diare menambah cemas dan kuatir. Segera setelah Faza kelihatan sangat lemas aku bawa ke Rumah Sakit Umum Saiful Anwar sambil kudengar sayup-sayup gema adzan subuh. Setelah di periksa di UGD akhirnya Faza di suruh opname.Sebelum masuk ke ruang anak Faza diperiksa lagi oleh perawat jaga dan menunggu 1 jam – entah apa yang diperiksa lagi atau itu memang birokrasi rumah sakit- Saya tidak peduli yang penting anaku cepat ditangani .


Aku dan istriku sangat kaget ketika kami masuk dan melihat situasi di kelas 3 ruang anak ( kelas 1 penuh dan kelas 2 sedang direnovasi). Dengan satu ranjang ukuran 1,5 m X 1,5 m dibagi untuk dua anak dengan sekat besi, alas tidur yang keras dan banyak jamur tidak ada bantal dan terlihat anak yang satu ranjang dengan Faza yang terus diare, sepertinya kami tidak tega menidurkan anak kami di ranjang itu. Faza pun tidak mau masuk ruangan karena banyak anak yang menangis akhirnya faza dengan infusnya di gendong ibunya di depan ruang anak mulai dari jam 00.06 pagi sampai jam 10.00.


Kami – setelah melihat keadaan di kelas 3 – sepakat untuk memindahkan Faza di kelas 1 yang ternyata penuh dan tanpa punya pilihan lagi kelas pavilium jadi pilihannya. Celakanya lagi Pavilium Anggrek dan Cempaka juga penuh yang tersisa hanya Pavilium Dahlia yang merupakan kelas termahal di RSU yaitu Rp. 350.000,- ditambah biaya dokter Rp. 250.000,- per malam belum biaya untuk obat-obatan . Dengan bismillah dan mata terpejam aku anggukan kepala saja ketika perawat ruang menyodorkan angka-angka yag tidak nyaman itu. Yang penting Faza segera istirahat dan sembuh, masalah uang bisa dipikirkan belakang itu yang ada dipikiranku waktu itu


Nyes..terpaan mesin pendingin menyapa kedatangan kami, segera setalah itu Faza pun nyaman istirahat di tempat tidur yang bersih. Sambil rebahan di sofa yang bersih dan empuk – berbeda jauh dengan keadaan kamar kelas 3 – kulihat seisi ruangan. Persis hotel bintang 3 , batinku. Ada ac, kulkas, televisi dan setelah kutengok kamar mandinya pun ada bath tub dan air hangat.
Malampun datang tapi mataku sulit kupejamkan. Bermacam pikiran berkecamuk di pikiranku, kapan Faza sembuh ?, berapa hari Faza di RSU ?, berapa uang yang harus aku bayarkan ?, bagaimana aku mendapatkan uang ?..dan lamunaku berkhir setelah dokter datang untuk memeriksa Faza. Tidak lebih dari 5 menit dr. Spesial anak itu memeriksa Faza. Lebih ramah dari praktek di rumahnya, Beliau bilang bahwa anaku terkena mutaber. Busyet hanya dengan 3 menit dr. Spesial anak itu mengantongi Rp. 250.000 hampir sama dengan honor tenaga kontrak selama 30 hari di Kantor kami bahkan lebih besar dari Guru GTT tetangga Saya. Emang kuliah kedokteran perlu pikiran yang tokcer dan biaya mahal tapi apakah Gaji seorang yang bekerja di perpustakaan atau guru GTT mesti serendah itu ? padahal tugas mereka-menurutku- pun semulia tugas doker, bisa mencerdaskan anak bangsa. Oh Indonesia ku ....


Alhamdulillah setelah hari ke-dua kondisi Faza tambah bugar dan sehat.Ketika visite dokter, aku tanyakan kapan anaku bisa pulang. ”Besok” Katanya singkat tapi masih dengan nada ramah . Untuk mengusir kepenatanku Aku ajak Faza jalan-jalan di koridor ruangan dahlia melewati konter perawat, iseng-iseng aku tanyakan berapa biaya yang harus aku siapkan besok. Wuss...! hatiku berdegap kencang ketika perawat memberi angka 4 juta. Dua hari kok habis 4 juta, hitungannya bagaimana ? bagaimana kalau lebih dari 2 hari, tapi aku hanya terdiam, tidak mau tanya bagaimana hitungannya . Salahku sendiri mengapa kok dipindah ke ruang dahlia dan yang penting Faza sudah sehat bermacam pikiran bergelanyut di hatiku. Hari itu juga, Faza, Saya bawa pulang paksa.


Kalau Pak Dahlan Iskan dengan kelebihannya bisa GANTI HATI dengan biaya seharga mercy keluaran tahun 2003, Aku yang hanya perlu 4 juta rasanya COPOT HATI......

Tidak ada komentar: