Rabu, Juni 04, 2008

Panggil Aku dari Surga ...

Edi Sumortono atau orang di seputaran Jalan Ciliwung Kota Malang memanggilnya 'Edi mengong' selalu hadir di setiap acara yang di adakan oleh warga kampung. Entah acara kerja bakti RT, Agustusan, Tahlilan atau kegiatan lain yang melibatkan orang banyak. Dia selalu menjadi 'bintang' dan perhatian orang banyak.
Pernah suatu kali, pekerja-pekerja bangunan -yang bukan asli warga setempat- berebutan mencium tangannya karena penampilan Edi yang persis seperti kiai yang berwibawa, pernah pula tetangga baru menyapa begitu hormat setiap Edi melewati depan rumahnya.
Mereka baru sadar dan tersenyum kecut kalau sudah melihat tingkah laku Edi yang sebenarnya.
Para pekerja bangunan kaget ketika melihat Edi -orang yang dihormati dan dicium tangannya- bersembahyang. Edi selalu ada di barisan anak-anak dan bertingkah laku seperti anak-anak kalau sedang sembayang, ada saja tingkahnya yang membuat kita tertawa sewaktu sholat. Edi yang merupakan anak dari keluarga yang berada memang mempunyai tingkah laku seperti anak -anak. Sepintas kalau ngobrol dengan edi tidak ada masalah. masalahnya Edi tidak pernah fokus dengan pembicaraanya sehinga terkesan tidak nyambung dan ngelantur .. Tapi Edi selalu melakukan apa yang diperintahkan Ibu nya. Sholat setiap hari, ngaji , tahlil dan mengantar guru ngaji tidak pernah dia langgar ..
Ramailah suasana setiap Edi datang di suatu acara. komentar ditimpali komentar meluncur silih berganti dari sebagian orang yang hadir. semua tertawa, semua mentertawakannya tapi Edi pun ikut tertawa tenang...
Mengolok-olok memang kebiasan kita dan kalau dilakukan bersama-sama maka olokan kita akan menjadi-jadi. Apalagi ada subjek untuk dijadikan olokan, entah karena kebegoannya, kecacatannya atau kekurangan fisik lainnya. dan Edi -menurut orang orang-sangat pas untuk dijadikan bahan olokan ...
Aku kaget ketika Edi menengokku sewaktu aku kena DB. kami ngobrol ngalor ngidul nggak ada juntrungnya, kadang pula aku sedikit terkena 'penyakit mengolok-ngolok' meski dengan bahasa yang halus.. Ketika Edi mau pamitan Kukatakan pada Edi untuk tenang saja kalau di olok-olok dan aku minta - dengan nada serius dan tulus -untuk memanggilku di neraka ketika Edi ada di Surga karena aku yakin Edi lah yang masuk surga dulu di antara jemaah tahlil ditempatku. Seperti biasa Edi hanya tersenyum tenang ..

Tidak ada komentar: