Kamis, Mei 22, 2008

Bumiayu Tempo Doeloe


Mulai tanggal 22 Mei sampai 25 mei 2008 ini, warga malang raya bisa merasakan suasana zaman dulu di perhelatan Festifal Malang Kembali atau yang lebih dikenal dengan Malang Tempo Doeloe. Jalan Ijen yang merupakan jalan yang paling terkenal di Malang disulap untuk 4 hari ini menjadi suasana malang tempo dulu. Ada diorama tempat-tempat malang jaman dulu, ada suasana pasar, stasiun, alun-alun dan stand-stand yang membuat suasana benar-benar menjadi Malang di waktu dulu.Warga Malang juga bisa bernostalgia dengan jajanan rakyat seperti gulali, es gandul, tiwul, dan lain-lain. Pengunjung juga disarankan memakai pakaian yang biasa dipakai pada waktu dulu..

Ada satu tempat yang menarik perhatianku, yaitu, stand Pasar Wage. Aku jadi teringat Pasar di tempat kelahiranku yang diadakan setiap Wage- yang terletak di jalan menuju Laren atau Bantar Kawung di kota Bumiayu. Di sana bisa dijumpai beberapa barang yang agak aneh dan murah juga berbagai hewan ..

Perhelatan Malang Tempo Doeloe ini ,menurutku, juga akan menarik bila dilaksanakan di Bumiayu apalagi waktu pelaksanaannya pada hari ke 3 atau ke 4 Lebaran sehinga bisa dijadikan tempat silaturahmi dan kangen-kangenan dengan teman-teman lama sembari menikmati jajanan lawas seperti opak angin, sempeleo, opak petis, gulali, dan jajanan khas lain sambil menikmati lagu Man Pian Adol Bakso atau Banyolan Peang Penjol atau ikut permainan rakyat yang sudah lenyap seperti baren, sodor, dempu,cicot ..
Pasti seru ..

Minggu, Mei 11, 2008

Pengemis itu ..

Sudah beberapa lama ini aku pengin nulis setiap aku melewati perempatan Mitra II Malang. Di bawah trafic light itu ada seorang pengemis perempuan yang tidak mempunyai kedua kaki dan kedua tangannya kurang sempurna. Banyak juga yang merasa iba dan memberi lembar ribuan, itu yang kulihat sembari menunggu lampu hijau. Yang akan kutulis dibenakku adalah bagaimana sikap kedua orang tuanya ketika dia baru lahir kedunia. Mungkin ada kekecewaan yang luar biasa melihat buah hatinya terlahir dengan keadaan yang mengenaskan, mungkin kedua orang tuanya sangat sedih bagaimana nasib anakku nanti, mungkin mereka bilang oh Tuhan, mengapa Engkau beri kami cobaan yang begitu berat, mungkin seribu kekecawaan yang lain mereka rasakan...

Tapi, mungkin, kekecewaan itu sirna setelah dia tumbuh dewasa dan mendapatkan pemasukan yang mungkin lebih dari cukup untuk hidup ..mungkin kedua orang itu berkata "oh Tuhan memang maha adil Engkau untuk umatnya yang mempunyai kekurangan" dan beribu kekecewaan berubah menjadi beribu syukur dan kebahagiaan ..

Hari ini pun masih kulihat pengemis perempuan itu, hanya saja kok mukanya menghadap timur yang berarti membelakangi jalan. Lama kuperhatikan.. ada perasaan kaget di hatiku, ternyata dia sedang menelpon dengan HP yang ada kameranya ..

Aku masih bingung dan ide untuk menulis pengemis perempuan itu pun ikut sirna ..