Selasa, Juni 10, 2008

Toha Baruna : Maldininya Bumiayu


Perhelatan akbar Piala Eropa yang tengah berlangsung di Swis dan Austria banyak meyedot perhatian penggila sepak bola di seluruh jagad raya ini. di belahan bagian Asia, termasuk di Indonesia, kita rela memelototi layar kaca mulai jam 11 malam sampai dini hari demi melihat atraksi-atraksi pemaian terkenal dan drama-drama yang berlangsung di tengah lapangan hijau... begitu juga dengan saya yang rela tidur jam 8 malam untuk menghimpun tenaga dan terjaga jam 11 malam sampai jam 4 dini hari ...

Kalau kita bertanya "Kapan ya tim sepakbola kita bisa tampil di pentas dunia ?" pasti jawaban nada-nada miring bermunculan.. bagaimana bisa maju wong pimpinannnya aja di penjara, bagaimana mau ke pentas dunia kalau wasit-wasitnya kualitasnya segitu juga suporternya lagaknya seperti preman-preman kampungan dan yang membuat kita sedih adalah makin tidak adanya tanah lapang untuk bermain sepakbola di desa atau di kota karena tergeser oleh pembangunan perumahan, pertokoan,pabrik dan sebagainya dan itu berarti calon-calon pesepakbola handal makin sulit ditemukan ..

Lain dengan dulu, masih saja banyak tempat untuk bermain sepakbola meski hanya di halaman rumah .. juga pertandingan antar klub di desa-desa di putar secara teratur bahkan Embah Saya punya langganan becaknya Man Tayan untuk menonton sepak bola di lapangan Asri Bumiayu.
nama-nama seperti Toha Baruna sangat terkenal dan menjadi bintang lapangan. Lugas tanpa kompromi , sapu bersih dan bisa memimpin rekan-rekannya dan potongan cepaknya menjadi trade marknya .. mungkin kalau Italia punya bek legendaris seperti Maldini atau Canavaro - yang sayang cedera dan tidak bisa tampil di piala eropa kali ini, maka Toha Baruna-waktu itu- bisa dikatakan Maldininya Bumiayu ....

Rabu, Juni 04, 2008

Panggil Aku dari Surga ...

Edi Sumortono atau orang di seputaran Jalan Ciliwung Kota Malang memanggilnya 'Edi mengong' selalu hadir di setiap acara yang di adakan oleh warga kampung. Entah acara kerja bakti RT, Agustusan, Tahlilan atau kegiatan lain yang melibatkan orang banyak. Dia selalu menjadi 'bintang' dan perhatian orang banyak.
Pernah suatu kali, pekerja-pekerja bangunan -yang bukan asli warga setempat- berebutan mencium tangannya karena penampilan Edi yang persis seperti kiai yang berwibawa, pernah pula tetangga baru menyapa begitu hormat setiap Edi melewati depan rumahnya.
Mereka baru sadar dan tersenyum kecut kalau sudah melihat tingkah laku Edi yang sebenarnya.
Para pekerja bangunan kaget ketika melihat Edi -orang yang dihormati dan dicium tangannya- bersembahyang. Edi selalu ada di barisan anak-anak dan bertingkah laku seperti anak-anak kalau sedang sembayang, ada saja tingkahnya yang membuat kita tertawa sewaktu sholat. Edi yang merupakan anak dari keluarga yang berada memang mempunyai tingkah laku seperti anak -anak. Sepintas kalau ngobrol dengan edi tidak ada masalah. masalahnya Edi tidak pernah fokus dengan pembicaraanya sehinga terkesan tidak nyambung dan ngelantur .. Tapi Edi selalu melakukan apa yang diperintahkan Ibu nya. Sholat setiap hari, ngaji , tahlil dan mengantar guru ngaji tidak pernah dia langgar ..
Ramailah suasana setiap Edi datang di suatu acara. komentar ditimpali komentar meluncur silih berganti dari sebagian orang yang hadir. semua tertawa, semua mentertawakannya tapi Edi pun ikut tertawa tenang...
Mengolok-olok memang kebiasan kita dan kalau dilakukan bersama-sama maka olokan kita akan menjadi-jadi. Apalagi ada subjek untuk dijadikan olokan, entah karena kebegoannya, kecacatannya atau kekurangan fisik lainnya. dan Edi -menurut orang orang-sangat pas untuk dijadikan bahan olokan ...
Aku kaget ketika Edi menengokku sewaktu aku kena DB. kami ngobrol ngalor ngidul nggak ada juntrungnya, kadang pula aku sedikit terkena 'penyakit mengolok-ngolok' meski dengan bahasa yang halus.. Ketika Edi mau pamitan Kukatakan pada Edi untuk tenang saja kalau di olok-olok dan aku minta - dengan nada serius dan tulus -untuk memanggilku di neraka ketika Edi ada di Surga karena aku yakin Edi lah yang masuk surga dulu di antara jemaah tahlil ditempatku. Seperti biasa Edi hanya tersenyum tenang ..